Profil Desa Majir
Ketahui informasi secara rinci Desa Majir mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Majir, Kecamatan Kutoarjo, Purworejo. Mengungkap potensi unik kerajinan sapu rayung sebagai ikon ekonomi, dipadu dengan sektor pertanian, serta mengulas tantangan geografis dan upaya pembangunan infrastruktur di desa yang strategis.
-
Sentra Kerajinan Sapu Rayung
Desa Majir merupakan pusat utama industri kerajinan sapu rayung di Purworejo, di mana tradisi ini menjadi ikon, identitas budaya, dan penopang ekonomi bagi puluhan keluarga secara turun-temurun.
-
Lokasi Strategis di Jalur Alternatif
Dilewati oleh jalan alternatif Kutoarjo-Kemiri, desa ini memiliki aksesibilitas tinggi yang mendorong pertumbuhan sektor perdagangan dan jasa di sepanjang jalur utama.
-
Basis Pertanian yang Kuat
Didukung oleh lahan subur dan irigasi teknis, sektor pertanian, khususnya tanaman padi, tetap menjadi fondasi ekonomi vital yang menopang kehidupan sebagian besar warganya di samping industri kerajinan.
Berada di persimpangan antara jalur strategis dan lahan pertanian yang subur, Desa Majir di Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, menampilkan wajah desa yang tangguh dalam menjaga warisan tradisi di tengah arus modernisasi. Desa ini dikenal luas sebagai salah satu sentra utama perajin sapu rayung, sebuah industri kerajinan tangan yang telah menjadi penopang ekonomi bagi puluhan keluarga selama beberapa generasi. Keunikan ini menjadi identitas yang membedakan Majir dari desa-desa lain di sekitarnya.Namun Desa Majir tidak hanya tentang sapu rayung. Sebagai wilayah yang dialiri oleh beberapa saluran irigasi dan sungai, sektor pertanian tetap menjadi fondasi penting bagi kehidupan warganya. Lokasinya yang berdekatan dengan pusat Kecamatan Kutoarjo dan dilintasi oleh jalur alternatif utama memberikan keuntungan sekaligus tantangan. Di satu sisi, aksesibilitas mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial; di sisi lain, kondisi geografisnya menuntut kesiapsiagaan konstan terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Profil ini akan mengupas lebih dalam tentang sinergi antara tradisi kerajinan, potensi pertanian dan dinamika pembangunan di Desa Majir.
Geografi, Demografi, dan Letak Strategis
Secara geografis, Desa Majir terletak di dataran rendah yang menjadi ciri khas sebagian besar wilayah selatan Kabupaten Purworejo. Kondisi ini, didukung oleh jaringan irigasi yang memadai, menjadikan lahan di Majir sangat cocok untuk kegiatan pertanian, khususnya padi. Wilayah desa ini memiliki batas-batas administratif yang jelas: di sebelah utara berbatasan dengan Desa Suren, di sebelah selatan dengan Desa Karangwuluh, di sebelah barat dengan Desa Pacor, dan di sebelah timur dengan Desa Kiyangkongrejo.Berdasarkan data kependudukan, Desa Majir memiliki luas wilayah sekitar 92.25 hektare. Wilayah ini dihuni oleh 1.810 jiwa yang tersebar dalam 2 Rukun Warga (RW) dan 11 Rukun Tetangga (RT). Dari data tersebut, dapat dihitung bahwa kepadatan penduduk Desa Majir mencapai sekitar 1.962 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi, mengindikasikan bahwa pemukiman penduduk relatif padat dan lahan untuk ekspansi mulai terbatas. Lahan di desa ini terbagi menjadi dua fungsi utama: lahan persawahan yang subur dan lahan pemukiman yang terus berkembang seiring pertambahan jumlah penduduk.Salah satu keunggulan utama Desa Majir ialah lokasinya yang strategis. Desa ini dilintasi oleh jalan alternatif Kutoarjo-Kemiri, sebuah jalur vital yang menghubungkan dua kecamatan dan menjadi rute alternatif penting bagi warga dari arah utara yang ingin menuju Kutoarjo tanpa melalui jalan utama. Keberadaan jalur ini menjadikan Desa Majir sebagai wilayah yang hidup dan terbuka, dengan mobilitas penduduk dan barang yang tinggi. Hal ini turut merangsang pertumbuhan warung, toko, dan berbagai usaha jasa di sepanjang jalan utama desa.
Ikon Ekonomi: Tradisi Kerajinan Sapu Rayung
Kekuatan ekonomi utama dan keunikan Desa Majir terletak pada industri kerajinan sapu rayung. Rayung merupakan bagian bunga dari tanaman gelagah (Saccharum spontaneum) yang tumbuh liar di perbukitan atau sengaja dibudidayakan. Bagi masyarakat Majir, tanaman ini bukan sekadar ilalang, melainkan bahan baku bernilai ekonomi tinggi yang telah diolah menjadi alat kebersihan berkualitas selama puluhan tahun.Puluhan kepala keluarga di desa ini menggantungkan hidupnya sebagai perajin sapu. Keahlian ini diwariskan secara turun-temurun, dari orang tua kepada anak-anak mereka. Hampir di setiap sudut desa, terutama di Dusun Krajan, dapat ditemui aktivitas warga yang sedang menjemur gagang sapu dari kayu, menyisir bunga rayung, hingga merangkainya menjadi sapu yang siap jual. Proses produksi yang masih mempertahankan cara-cara tradisional ini justru menjadi nilai tambah, menghasilkan sapu yang dikenal awet dan kuat.Seorang perajin setempat menjelaskan bahwa bahan baku rayung didatangkan dari berbagai daerah di sekitar Purworejo, seperti dari pegunungan di Kecamatan Bruno atau bahkan dari luar kabupaten. "Kualitas sapu kami sangat bergantung pada kualitas bahan rayung. Kami harus memilih yang sudah cukup tua agar tidak mudah rontok," ujarnya. Para perajin di Majir tidak hanya memproduksi satu jenis sapu, tetapi juga mengembangkan variasi produk seperti sapu lantai dan pembersih langit-langit atau sawang.Pemasaran produk sapu rayung dari Majir telah menjangkau wilayah yang sangat luas. Selain dipasarkan di pasar-pasar lokal di Kutoarjo dan Purworejo, produk mereka juga dikirim ke kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Keberadaan para pengepul di desa mempermudah rantai distribusi, meskipun tantangan terkait stabilitas harga dan persaingan dengan produk sapu modern berbahan plastik tetap ada. Pemerintah desa dan dinas terkait terus berupaya memberikan dukungan, baik melalui pelatihan manajemen usaha maupun bantuan peralatan, agar industri kerajinan ini dapat terus bertahan dan berkembang.
Potensi Pertanian dan Perekonomian Penunjang
Meskipun industri kerajinan menjadi ikon, sektor pertanian tetap menjadi fondasi yang tak tergantikan bagi perekonomian Desa Majir. Lahan persawahan yang terhampar luas di sebagian besar wilayah desa menjadi sumber utama penghidupan bagi banyak warga yang berprofesi sebagai petani atau buruh tani. Dengan dukungan sistem irigasi teknis, petani di Majir dapat melakukan penanaman padi hingga dua atau tiga kali dalam setahun, menjadikan desa ini sebagai salah satu lumbung padi di Kecamatan Kutoarjo.Selain padi, sebagian warga juga memanfaatkan lahan pekarangan mereka untuk menanam tanaman hortikultura seperti sayur-mayur dan buah-buahan untuk konsumsi pribadi maupun dijual di pasar terdekat. Sektor peternakan skala rumah tangga, seperti pemeliharaan ayam dan kambing, juga menjadi sumber pendapatan tambahan bagi beberapa keluarga. Sinergi antara pertanian, peternakan, dan industri kerajinan menciptakan struktur ekonomi desa yang relatif beragam dan kuat.Keberadaan jalan alternatif yang ramai turut mendorong munculnya sektor perdagangan dan jasa. Warung makan, toko kelontong, bengkel, dan usaha penunjang lainnya tumbuh di sepanjang jalan utama, melayani kebutuhan warga lokal maupun para pelintas. Dinamika ini menunjukkan kemampuan adaptasi masyarakat Majir dalam memanfaatkan peluang ekonomi yang muncul dari keunggulan lokasi geografis mereka.
Pemerintahan Desa dan Tantangan Pembangunan
Roda pemerintahan di Desa Majir berjalan di bawah kepemimpinan seorang kepala desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa. Fokus utama pemerintah desa saat ini ialah meningkatkan kualitas infrastruktur dasar, memberdayakan potensi ekonomi lokal, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui mekanisme Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes), program-program pembangunan dirancang secara partisipatif untuk menjawab kebutuhan prioritas masyarakat.Salah satu tantangan utama yang dihadapi Desa Majir, seperti halnya desa-desa dataran rendah lainnya di Kutoarjo, ialah risiko genangan air atau banjir pada musim penghujan. Sistem drainase yang belum optimal dan sedimentasi di saluran pembuangan terkadang menyebabkan air meluap ke area pemukiman dan persawahan. Masalah ini menjadi perhatian serius pemerintah desa. Proyek pembangunan dan normalisasi drainase lingkungan menjadi salah satu program prioritas yang terus diupayakan setiap tahunnya melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) maupun usulan ke tingkat kabupaten.Di bidang pembangunan non-fisik, pemerintah desa juga aktif dalam kegiatan pembinaan kemasyarakatan. Pemberdayaan kelompok perempuan melalui PKK, pembinaan generasi muda melalui Karang Taruna, serta peningkatan layanan kesehatan dasar melalui Posyandu menjadi program rutin. Kepala Desa Majir, dalam sebuah kesempatan, menyatakan komitmennya untuk terus mendorong kemajuan desa. "Kami berupaya menyeimbangkan antara pembangunan fisik seperti jalan dan drainase dengan pemberdayaan ekonomi, khususnya untuk para perajin sapu kami, agar kesejahteraan warga dapat merata," katanya.Dengan semangat gotong royong dan kepemimpinan yang responsif, Desa Majir terus berbenah. Tantangan geografis dan persaingan ekonomi dihadapi dengan optimisme, berbekal kekuatan tradisi kerajinan yang unik dan fondasi pertanian yang kokoh.